Jika kita perhatikan ketika kita menekan tombol on dari sebuah senter yang dihubungkan oleh beberapa buah baterai atau accu maka lampu akan berpijar, dengan kata lain ada aliran listrik yang melewati lampu, kejadian ini boleh kita sebut dengan arus searah atau bahasa kerennya adalah arus DC (Direct Current). Demikian pula apabila kita menyambungkan bola lampu ke jaringan listrik PLN di rumah kita, maka lampu juga akan berpijar, hal ini boleh kita sebut dengan arus listrik bolak-balik atau arus AC (Alternating Current)..
Pada arus listrik searah (DC) besar dan arahnya selalu konstant, sedangkan pada arus listrik bolak-balik (AC) besar dan arahnya selalu berubah. Di bawah ini adalah grafik dari arus DC dan arus AC terhadap waktu:
Grafik arus DC terhadap waktu
Grafik arus AC terhadap waktu
ARUS LISTRIK
Arus listrik terjadi apabila dalam suatu penghantar atau konduktor terjadi proses pemindahan aliran muatan listrik secara kontinyu, dikatakan bahwa di dalam penghantar tersebut ada arus listrik.
Sedangkan arah dari arus listrik ditentukan berlawanan dengan arah gerakan elektron. Jadi bila dalam suatu konduktor terjadi aliran elektron ke arah kiri, maka arah arus listriknya adalah ke arah kanan.
MUATAN LISTRIK
Bangsa Yunani dahulu kala mengenal peristiwa tentang kelistrikan, ketika batu ambar digosok, maka akan mempunyai kemampuan untuk menarik benda-benda ringan seperti potongan kertas, benang dan lain-lain. Hal ini menunjukkan adanya peristiwa kelistrikan. Tetapi sayangnya mereka belum bisa mengungkapkan secara ilmiah.
Barulah pada tahun 1736-1806, peristiwa kelistrikan pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli yaitu Charles Augustin Couloumb, yang berkebangsaan Perancis. Dari percobaannya Couloumb berhasil menunjukkan bahwa ada dua macam muatan listrik, yaitu muatan listrik positif dan muatan listrik negatif. Muatan yang senama saling tolak-menolak dan muatan yang tidak senama saling tarik-menarik. Besarnya muatan listrik (q) dinyatakan dalam satuan Couloumb. Besarnya gaya tarik atau gaya tolak dinyatakan dalam persamaan:
F = k . (q1 q2 / r2)
dimana :
F = gaya tarik/tolak
k = konstanta
q = muatan listrik
Muatan listrik positif terikat erat pada intinya, sedangkan muatan listrik negatif (elektron) dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Benda-benda yang mudah dilalui muatan listrik misalnya logam, gas tekanan rendah dan beberapa zat kimia disebut sebagai penghantar atau konduktor. Benda-benda yang tidak dapat dilalui muatan listrik disebut isolator atau penyekat seperti kayu, karet, dan lainnya. Sedangkan semua bahan yang mempunyai sifat di antara konduktor dan isolator disebut semi konduktor.
SATUAN ARUS LISTRIK
Jumlah muatan yang mengalir setiap satu satuan waktu disebut Kuat Arus Listrik dan dapat dituliskan rumus sebagai berikut:
I = Q/t
Dimana:
I = kuat arus listrik (ampere)
Q = muatan listrik (couloumb)
t = waktu (detik)
Jadi jika dalam suatu konduktor tiap detiknya mengalir muatan sebesar satu couloumb, maka kuat arus listrik di konduktor tersebut adalah sebesar satu ampere. Satuan-satuan lainnya yang sering kita pergunakan adalah:
milliampere = mA = 10-3 ampere
mikroampere = uA = 10-6 ampere
nanoampere = nA = 10-9 ampere
SATUAN ARUS LISTRIK
Jumlah muatan yang mengalir setiap satu satuan waktu disebut Kuat Arus Listrik dan dapat dituliskan rumus sebagai berikut:
I = Q/t
Dimana:
I = kuat arus listrik (ampere)
Q = muatan listrik (couloumb)
t = waktu (detik)
Jadi jika dalam suatu konduktor tiap detiknya mengalir muatan sebesar satu couloumb, maka kuat arus listrik di konduktor tersebut adalah sebesar satu ampere. Satuan-satuan lainnya yang sering kita pergunakan adalah:
milliampere = mA = 10-3 ampere
mikroampere = uA = 10-6 ampere
nanoampere = nA = 10-9 ampere
Tidak ada komentar:
Posting Komentar